Pernah mendengar tentang Daulah Umayyah? Pemerintahan Islam yang muncul setelah era Khulafaur Rasyidin ini memang punya kisah menarik. Yang paling sering jadi pertanyaan: di mana sebenarnya pusat pemerintahannya? Jika kamu berpikir hanya ada satu, kamu perlu tahu lebih lanjut. Faktanya, Daulah Umayyah punya dua pusat pemerintahan penting yang menandai perubahan sejarahnya.
Awal Mula di Damaskus, Suriah
Daulah Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 661 Masehi. Ia adalah seorang gubernur Suriah yang cerdas dan punya pengaruh kuat. Sejak awal berdirinya, Damaskus dijadikan pusat kekuasaan. Di kota inilah roda pemerintahan berputar selama hampir 90 tahun. Era ini dikenal sebagai Daulah Umayyah periode Suriah.
Pilihan Damaskus sebagai pusat pemerintahan bukan tanpa alasan. Kota ini strategis secara geografis, menjadi penghubung penting antara wilayah timur dan barat kekhalifahan. Selain itu, Damaskus sudah lama menjadi pusat perdagangan dan budaya, sehingga punya infrastruktur yang relatif lebih siap untuk menopang sebuah pemerintahan besar.
Also Read
Di Damaskus, Daulah Umayyah mengalami masa-masa kejayaan. Ekspansi wilayah dilakukan ke berbagai penjuru, termasuk wilayah Afrika Utara dan Asia Tengah. Arsitektur megah juga dibangun, seperti Masjid Umayyah yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Pergeseran Kekuasaan ke Andalusia, Spanyol
Namun, roda sejarah terus berputar. Pada tahun 750 Masehi, terjadi pergolakan politik yang besar. Daulah Abbasiyah bangkit dan berhasil menggulingkan Daulah Umayyah di Suriah. Banyak anggota keluarga Umayyah yang dibantai, termasuk Pangeran Marwan bin al-Hakam.
Dalam situasi yang genting ini, seorang pangeran muda bernama Abdurrahman ad-Dakhil berhasil melarikan diri ke wilayah Andalusia, Spanyol. Di sana, ia mendirikan kembali pemerintahan Umayyah yang baru. Andalusia, yang saat itu dikenal sebagai pusat peradaban Islam di Eropa, pun menjadi pusat pemerintahan kedua Daulah Umayyah.
Perpindahan pusat pemerintahan ini bukan hanya soal mencari tempat aman. Ini juga menandai perubahan besar dalam orientasi Daulah Umayyah. Dari kekuasaan yang berpusat di Timur Tengah, Daulah Umayyah beralih menjadi kekuatan penting di Eropa. Di Andalusia, peradaban Islam berkembang pesat, mencakup ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur. Kota-kota seperti Cordoba dan Granada menjadi pusat pembelajaran yang menarik minat para cendekiawan dari seluruh dunia.
Dua Pusat, Dua Era Kejayaan
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Daulah Umayyah memiliki dua pusat pemerintahan yang signifikan: Damaskus dan Andalusia. Keduanya memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan Islam. Damaskus menjadi saksi awal mula kekuasaan Daulah Umayyah, sedangkan Andalusia menjadi simbol kebangkitan peradaban Islam di Eropa.
Memahami sejarah Daulah Umayyah bukan hanya tentang menghafal tanggal dan nama, tetapi juga tentang memahami dinamika kekuasaan dan perubahan peradaban. Pergeseran pusat pemerintahan ini menunjukkan bahwa sejarah selalu bergerak dan selalu ada kejutan di setiap perjalanan.