Penasaran siapa sosok Raden Saleh yang namanya kembali mencuat setelah film "Mencuri Raden Saleh"? Bukan sekadar pelukis biasa, Raden Saleh adalah seniman besar Indonesia yang dijuluki "Sang Pelukis Raja". Ia bukan hanya piawai menggoreskan cat di kanvas, tapi juga menorehkan jejak sejarah dengan karya-karyanya yang sarat makna.
Lahir di Semarang, antara tahun 1807 atau 1811, Raden Saleh tumbuh di tengah masa kolonial Belanda. Ia adalah putra dari Sayyid Husen bin Alwi bin Awal bin Yahya dan Mas Adjeng Zarip Husen. Bakat seninya yang luar biasa ditemukan oleh pelukis Belgia, A.A.J Payen. Payen melihat potensi besar dalam diri Raden Saleh dan merancang agar ia mendapatkan pendidikan seni dari pemerintah Belanda.
Pendidikan di Eropa tak lantas membuat Raden Saleh lupa pada akarnya. Pada tahun 1830, ia berangkat ke Belanda untuk menimba ilmu melukis. Di sana, ia tidak hanya belajar teknik melukis ala Eropa, tetapi juga mengembangkan gaya khasnya sendiri. Perpaduan antara romantisme Eropa yang sedang populer saat itu dengan sentuhan budaya Jawa menjadikan karya-karyanya begitu unik dan memikat. Pada tahun 1840, ia bahkan berkesempatan menggelar pameran di Den Haag dan Amsterdam, sebuah pencapaian luar biasa untuk seniman pribumi pada masa itu.
Also Read
Salah satu karya Raden Saleh yang paling terkenal adalah "Penangkapan Pangeran Diponegoro". Lukisan ini bukan sekadar representasi visual sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga merupakan ekspresi nasionalisme Raden Saleh. Saat peristiwa penangkapan Diponegoro terjadi pada 28 Maret 1830, Raden Saleh sedang berada di Eropa. Ia menyaksikan bagaimana perjuangan bangsanya diperlakukan dengan tidak adil oleh penjajah.
Lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" menggambarkan kepedihan dan ketidakadilan yang dialami oleh para pejuang pribumi. Melalui lukisan ini, Raden Saleh seolah ingin menyampaikan kepada dunia tentang penderitaan bangsanya. Lukisan ini kemudian diberikan kepada Raja Belanda Willem II sebagai bentuk protes atas penangkapan Diponegoro dan cara pandang Raden Saleh yang berbeda mengenai peristiwa tersebut.
Kini, lukisan bersejarah itu telah kembali ke Indonesia dan ditempatkan di Istana Kepresidenan Yogyakarta, tepatnya di Jalan Ahmad Yani. Lukisan ini menjadi pengingat akan semangat perjuangan, kebanggaan nasionalisme, dan bakat seni luar biasa dari Raden Saleh.
Raden Saleh bukan sekadar pelukis. Ia adalah seorang diplomat, seorang pejuang, dan seorang seniman yang mampu mengkomunikasikan nilai-nilai kemanusiaan dan nasionalisme melalui karya-karyanya. Jejaknya sebagai pelopor seni modern di Indonesia terus menginspirasi generasi setelahnya. Kisahnya, yang dipadukan dengan latar belakang historis dan perspektif personalnya, membuat Raden Saleh tidak hanya dikenang sebagai "Sang Pelukis Raja," tetapi juga sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah seni dan perjuangan bangsa Indonesia.