Belakangan, jagat maya kembali ramai membicarakan Saranjana, sebuah kota misterius yang konon bersembunyi di Kalimantan Selatan. Kota ini bukan sekadar dongeng, banyak yang percaya akan keberadaannya, lengkap dengan peradaban maju yang tak kasat mata. Tapi, benarkah Saranjana itu ada? Di mana lokasinya sebenarnya? Yuk, kita bedah lebih dalam!
Mencari Jejak Saranjana di Peta dan Cerita
Jika mencoba mencari di Google Maps, Saranjana akan mengarah ke Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Masyarakat lokal pun banyak yang meyakini keberadaan kota ini. Namun, ada beberapa versi tentang lokasinya:
- Versi Pertama: Kotabaru, Kalimantan Selatan, secara umum.
- Versi Kedua: Teluk Tamiang, Pulau Laut.
- Versi Ketiga: Bukit di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, yang langsung berbatasan dengan laut. Bukit ini dianggap indah namun juga angker oleh masyarakat sekitar.
Keberagaman lokasi ini memunculkan pertanyaan, mana yang benar? Atau, mungkinkah Saranjana memang tidak terikat pada satu titik lokasi fisik?
Also Read
Menelisik Asal-Usul Nama dan Legenda Saranjana
Mitos tentang Saranjana tak lepas dari asal-usul namanya. Beberapa teori menyebutkan:
- Tinjauan Bahasa: Nama Saranjana, Sarangjana, atau Serandjana (dalam tulisan Belanda) mirip dengan Sarangtiung. Keduanya adalah nama wilayah di Pulau Laut, dengan posisi saling berlawanan. Ini mengindikasikan ‘sarang’ sebagai kata kunci.
- Kosakata India: "Saranjana" bisa berarti "tanah yang diberikan" dalam bahasa India. Namun, belum ada bukti artefak India di Pulau Laut yang mendukung teori ini.
- Legenda Lokal: Menurut mitos, Saranjana adalah jelmaan tokoh Sambu Ranjana dalam Legenda Kerajaan Pulau Halimun. Sambu Ranjana memilih menutup diri dari dunia nyata, sementara saudaranya membaur. Nama Sambu Ranjana kemudian ‘berevolusi’ menjadi Saranjana di lidah masyarakat lokal.
Saranjana: Jejak Suku Dayak Samihim?
Dari perspektif ilmiah, muncul dugaan bahwa Saranjana adalah wilayah kekuasaan suku Dayak Samihim, subetnis Dayak yang mendiami timur laut Kalimantan Selatan. Kerajaan ini diyakini ada sebelum abad ke-17, dengan Sambu Ranjana sebagai kepala suku pertama yang menganut animisme, sebelum akhirnya terpengaruh Hindu.
Konon, suku Dayak Samihim meninggalkan Saranjana akibat perang dengan kekuatan asing. Namun, nama Saranjana tetap melekat sebagai penanda pusat kekuasaan mereka di Pulau Laut.
Antara Mitos dan Realitas
Saranjana adalah fenomena menarik yang menggabungkan mitos, legenda, dan jejak sejarah. Apakah ia benar-benar kota gaib dengan peradaban maju? Atau, apakah Saranjana adalah simbol dari masa lalu yang tersembunyi, yang tercermin dalam cerita dan legenda masyarakat lokal?
Mungkin, kunci memahami Saranjana bukan pada mencari lokasi fisiknya di peta, tetapi menyelami lebih dalam kisah-kisah dan kepercayaan yang melingkupinya. Ia bisa jadi cerminan dari identitas budaya, trauma sejarah, dan imajinasi manusia.
Saranjana mungkin tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang. Tetapi ia hadir dalam narasi, ingatan kolektif, dan keyakinan masyarakat Kalimantan. Kisah Saranjana adalah pengingat bahwa dunia ini jauh lebih luas dari apa yang kita pahami, dan menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan.