Sengkuni: Dalang di Balik Layar Politik, Antagonis Abadi dari Mahabharata

Maulana Yusuf

Serba Serbi Kehidupan

Debat panas antar kandidat dalam kontestasi politik seringkali memicu lahirnya istilah-istilah unik, tak jarang diambil dari tokoh-tokoh fiksi. Belakangan, nama Sengkuni kembali mencuat, bukan sebagai karakter wayang semata, melainkan sebagai label bagi mereka yang dianggap licik dan manipulatif dalam percaturan politik. Tapi, siapa sebenarnya Sengkuni dalam dunia pewayangan dan mengapa ia begitu melekat dengan konotasi negatif?

Sengkuni, juga dikenal sebagai Sangkuni atau Shakuni, adalah karakter sentral dalam wiracarita Mahabharata. Dalam versi Jawa, ia adalah putra Prabu Subala dari Kerajaan Plasa Jenar dan adik dari Dewi Gendari, yang kemudian menjadi istri Raja Drestarastra dari Hastinapura. Sengkuni pun turut tinggal di Hastinapura, tempat ia kemudian menjabat sebagai patih.

Sosok Sengkuni digambarkan dengan ciri fisik yang mencolok; tubuh kurus, wajah pucat kebiru-biruan, dan cara bicara yang tak tegas serta menjengkelkan. Namun, lebih dari sekadar penampilan fisiknya, Sengkuni dikenal karena wataknya yang buruk. Ia adalah sosok antagonis yang sempurna, licik, gemar memfitnah, menghasut, dan selalu mencari cara untuk mencelakakan orang lain.

Dikisahkan bagaimana Sengkuni menyingkirkan Gandamana demi menduduki jabatan patih, mengadu domba Arimba dengan Prabu Pandu, dan menjadi dalang di balik konflik hingga pecahnya perang Bharatayuda. Sifatnya yang haus kekuasaan dan tak segan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya membuatnya menjadi representasi kejahatan dalam kisah Mahabharata. Bahkan, dalam beberapa lakon wayang, disebutkan bahwa tidak ada sedikit pun sisi baik dalam diri Sengkuni.

Tidak heran, seiring waktu, nama Sengkuni menjelma menjadi metafora. Dalam konteks politik, label "Sengkuni" kerap disematkan kepada para politikus atau tokoh yang menggunakan cara-cara kotor, licik, dan manipulatif untuk mencapai tujuan atau mempertahankan kekuasaan. Ia menjadi simbol bagi mereka yang tega mengadu domba, menyebarkan fitnah, dan menghasut demi kepentingan pribadi atau kelompok.

Di kalangan masyarakat Jawa, julukan Sengkuni juga menjadi semacam peringatan bagi mereka yang berwatak buruk dan tidak disukai di lingkungan sekitar. Saking kuatnya asosiasi negatif terhadap tokoh ini, di masa lalu, masyarakat bahkan melarungkan replika Sengkuni ke laut selatan setelah pertunjukan wayang, sebagai simbol penolakan terhadap karakter jahat yang diwakilinya.

Konteks modern Sengkuni dalam dunia politik dan sosial seolah mengingatkan kita akan bahaya ambisi yang tak terkendali, manipulasi, dan perpecahan. Sengkuni bukan lagi sekadar tokoh wayang, melainkan juga potret buram dari sisi gelap manusia yang perlu kita waspadai. Dengan memahami karakter Sengkuni, kita diharapkan mampu lebih kritis dalam melihat dan menyikapi berbagai fenomena yang terjadi di sekitar kita, khususnya dalam dunia politik. Kita juga diharapkan mampu memilih pemimpin yang bersih, jujur, dan amanah, bukan pemimpin yang berkarakter seperti Sengkuni.

Di tengah dinamika politik yang seringkali dipenuhi dengan intrik dan drama, sosok Sengkuni tetap relevan sebagai pengingat agar kita selalu waspada dan tidak terjebak dalam permainan kotor yang bisa merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

Somebody Pleasure Aziz Hendra, Debut yang Mengoyak Hati Lewat Nada

Maulana Yusuf

Lagu "Somebody Pleasure" dari Aziz Hendra mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di kalangan pengguna TikTok, lagu ini ...

Arya Mohan: Dari Anak Sekolah Gemas Hingga Bodyguard Jahil di Private Bodyguard

Sarah Oktaviani

Aktor muda Arya Mohan kini tengah mencuri perhatian publik lewat perannya sebagai Helga dalam serial "Private Bodyguard". Kemunculannya menambah daftar ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

20 Inspirasi Model Rambut Bob Pendek Wanita: Tampil Segar dan Stylish

Husen Fikri

Siapa bilang rambut pendek itu membosankan? Model rambut bob pendek justru menawarkan fleksibilitas dan kesan yang segar. Dari gaya yang ...

Hukum Hujan-Hujanan Saat Puasa: Tak Sengaja Tertelan, Puasa Tetap Sah

Maulana Yusuf

Bulan Ramadan tahun ini disambut dengan curah hujan yang cukup tinggi di berbagai wilayah. Fenomena ini memunculkan pertanyaan di kalangan ...

Tinggalkan komentar