Perang dan perjuangan adalah dua kata yang tak terpisahkan dari sosok Sheikh Ahmed Yassin. Pendiri gerakan Hamas ini bukan hanya seorang tokoh agama, melainkan juga simbol perlawanan bagi rakyat Palestina. Kisahnya, yang berakhir tragis pada 2004, terus menginspirasi dan memicu perdebatan hingga hari ini.
Lahir pada 1 Januari 1929 di Desa Al Joura Al Mijdal, Palestina (menurut dokumen yang dimilikinya), Yassin tumbuh besar di tengah konflik antara Palestina dan Israel. Pengalaman masa kecilnya yang penuh dengan pengungsian dan ketidakpastian membentuk pandangan hidupnya. Di usia 16 tahun, sebuah kecelakaan olahraga membuatnya lumpuh dan mengharuskannya menggunakan kursi roda seumur hidup. Namun, keterbatasan fisik tak pernah memadamkan api perjuangannya.
Yassin sempat menimba ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, sebelum kembali ke Gaza. Di sana, ia mengabdikan diri sebagai guru agama dan bahasa Arab. Ia juga menjadi penceramah yang disegani di berbagai masjid di Jalur Gaza. Dengan kursi roda yang selalu setia menemani, Yassin mampu menyampaikan gagasan-gagasan perlawanan yang membakar semangat para pemuda Palestina.
Also Read
Sheikh Ahmed Yassin bukan hanya seorang ulama. Dia adalah seorang aktivis yang memimpin perlawanan pertama bangsa Palestina pada 9 Desember 1987. Di bawah kepemimpinannya, gerakan Hamas lahir sebagai simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani, tak pernah gentar meskipun berada di bawah tekanan.
Perjuangan Sheikh Yassin mencapai puncaknya pada 22 Maret 2004. Selepas sholat subuh berjamaah, helikopter Apache milik Israel meluncurkan serangan rudal ke masjid dan kediamannya. Yassin gugur sebagai syahid, meninggalkan warisan perjuangan yang terus membara.
Kepemimpinannya kini dilanjutkan oleh Ismail Haniyeh. Haniyeh juga memimpin serangan Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan ratusan orang di pihak Israel dan menawan lebih dari seratus lainnya. Ini menunjukkan bahwa ideologi dan semangat perlawanan yang ditanamkan Yassin terus hidup.
Kisah Sheikh Ahmed Yassin bukan hanya sekadar biografi tokoh. Lebih dari itu, ia adalah potret perjuangan rakyat Palestina dan cerminan kompleksitas konflik di Timur Tengah. Meski banyak kontroversi yang menyelimutinya, tak bisa dipungkiri bahwa sosok Yassin telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Palestina. Ia adalah simbol perlawanan, keteguhan, dan pengorbanan yang terus dikenang.