Kabar duka dari dunia hiburan tanah air menyelimuti kepergian selebgram Stevie Agnecya. Kepergiannya yang tiba-tiba memicu spekulasi dan perdebatan di tengah masyarakat, terutama terkait penyebab kematiannya. Pertanyaan besar muncul: apakah Stevie Agnecya meninggal karena santet atau ada faktor lain yang lebih medis?
Sebelum berpulang, Stevie sempat mengutarakan pengalamannya merasa dibuntuti dan dugaan bahwa dirinya menjadi target santet. Ia bahkan mengunggah foto rontgen yang disebut-sebut sebagai bukti adanya serangan mistis tersebut. Pernyataan ini memicu perdebatan, dengan beberapa pihak mempercayai adanya kekuatan santet yang bisa menyebabkan kematian. Seorang dukun, dalam artikel yang beredar, menyebut santet bisa mematikan jika ditujukan pada organ vital manusia.
Di sisi lain, pandangan dari sudut pandang agama, seperti yang disampaikan Buya Yahya, menyebutkan bahwa sihir atau santet memang bisa melukai, namun tidak ada penjelasan pasti apakah bisa membunuh. Buya Yahya menekankan pentingnya berikhtiar kepada Allah dan mencari solusi medis melalui dokter.
Also Read
Kebenaran penyebab kematian Stevie akhirnya terungkap melalui sahabatnya, Wanda Hara, yang menyatakan bahwa Stevie meninggal akibat kanker rahim yang telah lama dideritanya. Pernyataan ini meredam spekulasi mistis, meskipun tetap ada pertanyaan mengapa Stevie terlihat baik-baik saja sebelum meninggal. Kontradiksi antara persepsi publik dan kenyataan medis ini menggambarkan betapa kompleksnya isu yang melingkupi kematian Stevie.
Perdebatan seputar santet dan kanker rahim dalam kasus Stevie Agnecya membuka mata kita pada dua realitas yang seringkali berjalan beriringan: kepercayaan pada hal-hal mistis dan realitas medis. Masyarakat Indonesia, dengan warisan budayanya yang kaya, seringkali masih mempercayai adanya kekuatan di luar nalar, termasuk santet. Di sisi lain, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa penyakit seperti kanker masih menjadi ancaman nyata bagi kesehatan, khususnya bagi perempuan.
Kanker serviks, yang diduga menjadi penyebab kematian Stevie, adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita Indonesia. Artikel yang beredar menyebutkan beberapa faktor risiko kanker serviks seperti kekebalan tubuh yang lemah, riwayat seksual, usia awal berhubungan seksual, riwayat melahirkan, pola makan buruk, kurangnya pemeriksaan rutin Pap smear, infeksi menular seksual, riwayat keluarga, hingga kondisi medis tertentu seperti diabetes.
Kasus Stevie Agnecya menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan, terutama kesehatan reproduksi perempuan. Pemeriksaan Pap smear secara rutin menjadi hal yang krusial untuk deteksi dini kanker serviks. Selain itu, menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko lain juga sangat penting.
Kepergian Stevie Agnecya adalah duka bagi kita semua. Namun, di balik duka ini, kita bisa mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kesehatan, memahami realita medis, dan menyikapi informasi dengan bijak. Perdebatan mengenai santet dan kanker rahim dalam kasus ini seharusnya menjadi pemicu untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga kesehatan dan mengedukasi diri tentang fakta medis.