Takhayul: Mengapa Masih Eksis di Era Modern? Ini Penjelasannya

Husen Fikri

Serba Serbi Kehidupan

Kepercayaan pada takhayul, yang kerap didefinisikan sebagai keyakinan irasional berdasarkan khayalan, nampaknya masih mengakar kuat di masyarakat kita. Meski zaman terus berkembang, mitos dan kepercayaan yang tak berdasar logika ini tetap lestari, bahkan di kalangan generasi muda. Lantas, apa sebenarnya yang membuat takhayul tetap eksis?

Takhayul Bukan Sekadar Cerita Anak-Anak

Takhayul seringkali diperkenalkan sejak dini, seperti contoh klasik “nasi menangis kalau tidak dihabiskan.” Tujuan awalnya mungkin baik, untuk menanamkan kebiasaan baik. Namun, alih-alih hanya sebagai alat mendidik, takhayul bisa berkembang menjadi keyakinan yang melekat. Saat dewasa, kita mungkin tidak lagi takut nasi menangis, tapi bisa jadi kita percaya pada mitos lain yang serupa.

Mencari Kontrol di Tengah Ketidakpastian

Salah satu alasan mengapa orang masih percaya takhayul adalah karena manusia memiliki kecenderungan untuk mencari pola dan makna, bahkan di tengah ketidakpastian. Dalam situasi sulit atau menegangkan, kita seringkali mencari sesuatu yang bisa dikontrol, atau setidaknya memberikan ilusi kendali.

Ambil contoh kasus gelang keberuntungan. Seseorang yang merasa gugup saat presentasi mungkin mencari ‘pegangan’ agar merasa lebih percaya diri. Ketika presentasinya berhasil setelah memakai gelang tersebut, ia mengaitkan keberhasilan itu dengan gelang, padahal mungkin saja faktor lain yang lebih berperan. Peristiwa ini adalah contoh confirmation bias, di mana kita cenderung melihat dan mengingat hal-hal yang mendukung keyakinan kita, sambil mengabaikan bukti yang berlawanan.

Kecemasan dan Kebutuhan Akan Kepastian

Kecemasan juga memegang peranan penting. Psikolog menjelaskan bahwa tidak mengikuti ritual atau aturan tertentu (yang seringkali berakar pada takhayul) dapat memicu rasa khawatir. Ini terjadi karena takhayul menawarkan kepastian dan ketenangan semu di tengah ketidakpastian. Orang menciptakan ‘aturan’ dan ‘ramalan’ yang mereka yakini dapat menguntungkan, bahkan jika tidak ada bukti konkret. Ini menjadi cara untuk memuaskan diri dan mengurangi kecemasan.

Pengaruh Sosial dan Budaya

Takhayul juga seringkali diturunkan dari generasi ke generasi, menjadi bagian dari tradisi dan budaya. Kita mungkin tumbuh besar dengan mendengar cerita-cerita takhayul dari orang tua dan kakek-nenek. Hal ini membuat takhayul terasa ‘normal’ dan bahkan menjadi identitas budaya bagi sebagian orang.

Takhayul: Hiburan atau Hambatan?

Pertanyaannya, apakah takhayul selalu membawa dampak negatif? Tidak selalu. Bagi sebagian orang, takhayul bisa menjadi sumber hiburan dan bahkan menjadi penguat semangat. Namun, penting untuk diingat bahwa takhayul tidak boleh sampai mengontrol hidup kita. Ketika keyakinan pada takhayul menjadi berlebihan dan menghambat pengambilan keputusan yang rasional, inilah saatnya kita perlu meninjau kembali kepercayaan kita.

Menjaga Pikiran Tetap Terbuka

Di era informasi ini, penting untuk menumbuhkan pikiran yang kritis dan terbuka. Kita tidak perlu serta merta menolak semua hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Namun, kita juga perlu berhati-hati terhadap keyakinan yang tidak didasarkan pada fakta dan bukti. Mari kita nikmati kekayaan budaya dan tradisi, termasuk di dalamnya cerita-cerita takhayul, tetapi tetap mengedepankan akal sehat dalam mengambil keputusan. Dengan begitu, kita bisa tetap maju tanpa terjebak dalam irasionalitas.

Baca Juga

20 Inspirasi Model Rambut Bob Pendek Wanita: Tampil Segar dan Stylish

Husen Fikri

Siapa bilang rambut pendek itu membosankan? Model rambut bob pendek justru menawarkan fleksibilitas dan kesan yang segar. Dari gaya yang ...

Raim Laode Komika Wakatobi Viral Lewat Lagu Komang

Dea Lathifa

Wajahnya mungkin tak asing lagi menghiasi layar kaca, seorang komika yang kini menjelma jadi penyanyi dengan lagu yang menggema di ...

Cahyaniryn: Dari Purwodadi Merajai TikTok, Profil, Karir, dan Kisah Inspiratif di Balik Layar

Dea Lathifa

Fenomena selebriti TikTok terus bermunculan, dan salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Cahyaniryn. Bukan sekadar joget-joget biasa, gadis asal ...

Efektivitas Reklame: Lebih dari Sekadar Papan Iklan Besar

Dea Lathifa

Reklame, sering kali kita temui dalam bentuk papan iklan raksasa di pinggir jalan, ternyata memiliki peran yang jauh lebih dalam ...

Cinta Tak Padam Meski Cemburu Membara: Mengulik Makna "Dengan Caraku"

Dea Lathifa

Lagu "Dengan Caraku" yang dipopulerkan oleh Brisia Jodie dan Arsy Widianto, kembali menghiasi perbincangan para penikmat musik. Dirilis pada 2018, ...

Tulip Jingga Simbol Kebahagiaan dan Kehangatan dari Turki ke Seluruh Dunia

Maulana Yusuf

Bunga tulip, dengan kelopaknya yang elegan dan warna-warni cerah, telah lama memikat hati banyak orang di seluruh dunia. Namun, tahukah ...

Tinggalkan komentar