Jalan raya Pakenjeng-Pamulihan di Garut, Jawa Barat, mungkin terdengar biasa saja. Namun, di balik aspalnya, tersimpan cerita yang membuat bulu kuduk merinding. Tanjakan yang dikenal dengan nama Tanjakan Pengantin ini bukan sekadar jalan menanjak biasa, melainkan jalur yang menyimpan kisah mistis dan kepercayaan masyarakat setempat.
Dari Kecelakaan Berubah Jadi Mitos
Tanjakan Pengantin, yang terletak sekitar 50 kilometer dari pusat kota Garut, awalnya adalah bagian dari jalan raya Pakenjeng-Pamulihan. Perubahan nama menjadi Tanjakan Pengantin bermula dari sebuah kecelakaan tragis yang terjadi pada tahun 2013. Rombongan pengantin yang melintas di tanjakan ini mengalami kecelakaan. Meskipun tidak ada korban jiwa, peristiwa ini meninggalkan bekas mendalam di benak warga sekitar.
Sejak saat itu, jalanan ini tak lagi sekadar jalan. Ia bertransformasi menjadi Tanjakan Pengantin, sebuah nama yang mengisyaratkan adanya ‘pantangan’ bagi calon pengantin yang melintas. Masyarakat setempat percaya bahwa jika ada rombongan pengantin yang melewati tanjakan ini, mereka wajib turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Also Read
Mitos yang Menyelimuti Tanjakan
Kisah mistis Tanjakan Pengantin tak berhenti di situ. Mitos yang beredar semakin memperkuat aura mistisnya. Masyarakat percaya bahwa tanjakan ini ‘rawan’ kecelakaan bagi calon pengantin yang melintas. Bahkan, tidak sedikit cerita yang menyebutkan bahwa arwah pengantin yang menjadi korban kecelakaan seringkali gentayangan di sekitar tanjakan.
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang mendukung cerita tersebut, kepercayaan ini telah mengakar kuat di kalangan masyarakat. Tanjakan Pengantin pun menjadi lebih dari sekadar jalan, melainkan tempat yang dihubungkan dengan hal-hal gaib.
Lebih dari Sekadar Jalan, Sebuah Cerita Budaya
Terlepas dari kebenarannya, mitos Tanjakan Pengantin adalah bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Cerita ini bukan hanya tentang kecelakaan atau arwah gentayangan, melainkan juga tentang bagaimana masyarakat memaknai sebuah tempat dan peristiwa. Mitos ini, suka atau tidak suka, telah menjadi bagian dari identitas Tanjakan Pengantin dan memengaruhi perilaku masyarakat setempat.
Tanjakan Pengantin di Garut, dengan segala mitos yang menyelimutinya, mengajarkan kita tentang bagaimana sebuah peristiwa bisa melahirkan kepercayaan dan tradisi. Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa setiap tempat di dunia ini memiliki cerita tersembunyi yang layak untuk didengar dan dipelajari. Bagi Anda yang akan melintasi Tanjakan Pengantin, mungkin ada baiknya untuk menghormati kepercayaan yang ada. Bukan karena takut, tapi sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya dan cerita yang hidup di sana.