Surabaya, Jawa Timur – Di tengah gemuruh persiapan Piala Dunia U-17 2023, ada satu nama yang mencuri perhatian publik: Tonci Shouter. Bek muda berbakat asal Papua ini bukan sekadar pemain sepak bola biasa. Kisah perjuangannya menembus skuad Garuda Muda begitu menginspirasi, sebuah cerminan semangat pantang menyerah di balik talenta gemilang.
Tonci, yang lahir pada 12 Maret 2006, berasal dari PPLP Papua. Ia bukan nama besar yang dikenal publik sepak bola, namun dedikasinya pada olahraga ini tak bisa dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, Tonci harus menempuh perjalanan kaki selama 4 jam setiap kali akan berlatih. Bukan tanpa alas kaki, namun fakta ini sungguh menggambarkan betapa besar hasratnya untuk menggapai mimpi. Ia berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Orion Star Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, mengasah kemampuannya di tengah segala keterbatasan.
Kisah Tonci ini bukan hanya menyentuh hati, tapi juga menunjukkan bahwa bakat bisa ditemukan di mana saja, bahkan di pelosok negeri. Ia adalah satu-satunya pemain dari 12 provinsi yang lolos seleksi ketat Timnas U-17 untuk Piala Dunia 2023. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sendiri mengakui bahwa lolosnya Tonci melalui seleksi murni, tanpa intervensi atau titipan. Hal ini membuktikan bahwa sistem seleksi kali ini benar-benar mengutamakan kemampuan dan potensi.
Also Read
Tonci Shouter adalah representasi nyata dari "dari nol hingga pahlawan". Ia bukan pemain yang dilahirkan dengan fasilitas mewah, ia tidak memiliki sepatu mumpuni di awal perjuangannya, namun semangatnya membara. Ia mengalahkan segala rintangan dan sekarang bersiap untuk membela nama Indonesia di panggung dunia. Ia menjadi bukti bahwa kerja keras dan dedikasi bisa mengubah nasib seseorang.
Di lapangan, Tonci dikenal sebagai bek kanan dengan kemampuan bermain di posisi bek tengah. Fleksibilitasnya ini menjadi nilai tambah bagi tim. Ia bukan hanya tangguh dalam bertahan, tetapi juga punya potensi untuk mengembangkan kemampuan ofensifnya. Meskipun belum tergabung dalam klub profesional, potensinya begitu besar dan bukan tidak mungkin ia akan menjadi salah satu bintang sepak bola Indonesia di masa depan.
Kehadiran Tonci di skuad Timnas U-17 juga menjadi simbol bahwa sepak bola adalah olahraga yang inklusif. Ia membuktikan bahwa siapapun bisa bermimpi dan mewujudkan mimpinya, asalkan punya tekad kuat dan semangat yang tak pernah padam. Ia juga memberikan harapan bagi anak-anak muda di seluruh Indonesia, terutama di Papua, bahwa mimpi mereka bisa menjadi kenyataan.
Kini, Tonci Shouter bersama rekan-rekan setimnya tengah bersiap menghadapi persaingan di Grup A Piala Dunia U-17 2023. Ekuador, Panama, dan Maroko akan menjadi lawan tangguh bagi Garuda Muda. Laga perdana melawan Ekuador pada 10 November 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya akan menjadi momen bersejarah bagi Tonci. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk Indonesia.
Kisah Tonci Shouter adalah kisah tentang harapan, perjuangan, dan inspirasi. Ia adalah permata dari Papua yang siap bersinar di pentas dunia. Mari kita dukung perjuangan Tonci dan Timnas U-17 di Piala Dunia 2023, sebuah perjalanan yang baru saja dimulai.