Tyson Fury, nama yang tak asing di telinga para penggemar tinju. Julukannya, "Gypsy King," bukan sekadar label, melainkan cerminan dari latar belakang keluarga dan kegigihannya di atas ring. Popularitasnya kembali meroket seiring dengan kabar pertarungan epiknya melawan Francis Ngannou. Namun, siapakah sebenarnya sosok di balik pukulan mematikan dan gaya flamboyan ini?
Lahir dari keluarga petinju berdarah Romani, Tyson Luke Fury telah akrab dengan dunia adu jotos sejak usia belia. Ayahnya, John Fury, seorang mantan petinju dan pelatih, menanamkan nilai-nilai tinju dalam dirinya. Awalnya, Tyson mengasah bakatnya di arena amatir, mengumpulkan kemenangan di berbagai kompetisi regional dan nasional. Medali perak di Olimpiade Remaja Eropa 2006 menjadi bukti potensinya.
Pada 2008, Tyson melangkah ke arena profesional. Postur tubuhnya yang tinggi, gerakan lincahnya, serta pukulan kanan yang mengerikan, membuatnya menjadi ancaman bagi para petinju kelas berat. Namun, bukan hanya kemampuan fisik yang membuat Tyson menjadi sorotan. Ia punya karisma dan kepercayaan diri yang luar biasa, membuatnya berbeda dari petinju lainnya.
Also Read
Puncak kariernya terjadi pada tahun 2015 ketika ia menghadapi petinju legendaris, Wladimir Klitschko. Di luar dugaan, Tyson berhasil menaklukkan Klitschko dan merebut sabuk juara dunia kelas berat dari berbagai versi: WBA, IBF, WBO, dan IBO. Kemenangan ini bukan sekadar membuktikan kehebatannya, tetapi juga membangkitkan kejayaan tinju Inggris setelah puluhan tahun lamanya.
Namun, kesuksesan tak selalu berjalan mulus. Setelah meraih gelar juara dunia, Tyson mengalami masalah kesehatan mental yang serius, termasuk depresi dan kecanduan. Ia pun sempat vakum dari dunia tinju. Tapi, mental seorang juara tak mudah menyerah. Tyson berjuang melawan masalah pribadinya dan berhasil kembali ke atas ring pada 2018.
Comeback-nya ditandai dengan pertarungan melawan Deontay Wilder. Laga pertama berakhir imbang, namun Tyson menunjukkan dominasinya dalam pertarungan ulang pada 2020. Kemenangan KO atas Wilder menegaskan bahwa Tyson masih menjadi salah satu yang terbaik di dunia tinju. Pertarungan melawan Anthony Joshua yang sempat menggemparkan dunia tinju pun berhasil dimenangkannya dengan KO dan menyatukan gelar juara kelas berat.
Kini, Tyson kembali menjadi sorotan setelah pengumuman pertarungannya melawan Francis Ngannou, mantan juara UFC, yang akan digelar di Arab Saudi pada 28 Oktober 2023. Pertarungan ini bukan sekadar duel antara dua petarung kelas berat, tetapi juga perpaduan antara dua disiplin olahraga yang berbeda. Pertandingan ini diprediksi akan menjadi salah satu pertarungan paling dinanti di tahun ini, menyatukan penggemar tinju dan MMA.
Tyson Fury bukan hanya seorang petinju. Ia adalah representasi dari ketekunan, keberanian, dan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan. Kisah hidupnya yang penuh liku adalah inspirasi bagi banyak orang. Pertarungannya melawan Ngannou akan menjadi babak baru dalam kariernya, dan dunia tinju akan kembali menantikan aksi sang "Gypsy King" di atas ring.