Demam tantangan atau challenge di media sosial seolah tak pernah padam. Salah satu yang tengah ramai diperbincangkan belakangan ini adalah ‘Gucci Challenge’. Namun, bukan soal pakaian atau aksesori mewah, tantangan ini justru menuai sorotan karena lagu pengiringnya yang provokatif.
Lagu yang menjadi latar ‘Gucci Challenge’ ini sebenarnya berjudul ‘Do It’ yang dipopulerkan oleh Ilkay Sencan. Sayangnya, lirik lagu tersebut sangat eksplisit dan mengandung unsur seksual yang vulgar. Berikut adalah cuplikan lirik dan terjemahannya yang menjadi perdebatan:
- "Semua wanita tunjukkan vag**inamu seperti ini"
- "Semua wanita tunjukkan vaginamu seperti ini"
- "Jadi v**na ini seperti yang seharusnya"
Lirik yang berulang-ulang ini secara jelas mengobjektifikasi perempuan dan mereduksi mereka menjadi sekadar simbol seksual. Tak heran, banyak pihak yang menyuarakan kritik dan kekhawatiran atas penyebaran lagu ini, terutama di kalangan anak muda.
Also Read
Kontroversi dan Dampaknya di Media Sosial
Penggunaan lagu ini sebagai sound untuk challenge di TikTok dan platform media sosial lainnya menimbulkan beberapa kekhawatiran. Pertama, normalisasi lirik vulgar dan konten seksual di ruang publik. Hal ini bisa berdampak pada pergeseran nilai dan etika di kalangan generasi muda. Kedua, potensi terjadinya eksploitasi terhadap perempuan, terutama bagi mereka yang masih di bawah umur. Dorongan untuk menampilkan diri secara seksual dapat memicu rasa tidak aman dan rentan terhadap pelecehan.
Pentingnya Literasi Media dan Selektif dalam Bermedia Sosial
Fenomena ‘Gucci Challenge’ ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya literasi media. Sebagai pengguna media sosial, kita perlu bersikap kritis dan selektif dalam memilih konten yang kita konsumsi. Bukan hanya soal hiburan semata, tapi juga tentang nilai dan pesan yang dibawa oleh konten tersebut.
Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendampingi anak-anak dalam bermedia sosial. Edukasi tentang dampak negatif konten yang tidak pantas dan pentingnya menghargai diri sendiri serta orang lain harus terus dilakukan.
Bukan Sekadar Tren, Tapi Refleksi Budaya
‘Gucci Challenge’ bukan sekadar tren sesaat di media sosial. Fenomena ini merefleksikan bagaimana budaya populer dapat memengaruhi cara pandang kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Kita perlu berani untuk bersuara dan mengkritisi konten yang merendahkan martabat manusia, demi menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan positif bagi semua.